Dua hari itu aku melihat Pusi, kucing sebelah rumah yang sering membantu menerkam tikus-tikus di rumahku, kondisinya tragis. Ia berjalan keliling pekarangan tanpa arah tujuan. Hari pertama, kedua, dan seterusnya. Tambah hari, jalannya makin lambat dengan menahan perutnya yang besar. Hari keempat, Pusi jatuh tersungkur. Dia mati bersama bayi-bayi di perutnya yang berjejal itu! Saat jasad Pusi hendak masuk ke liang lahat, Meoong!

Itu Miko!

Kata si pemilik kucing. Miko, si anak jantan kesayangan Pusi yang berbulan-bulan minggat entah kemana. Begitu ajaibnya Miko hadir tepat di detik pemakaman ibunya.

Categorized in:

Intermezzo,