![]() |
Tiga Perempuan Paniai Papua Saat Ambil Batu Dari Bukit |
Bakar batu dan Papua
sepertinya identik. Cara memasak ala nenek moyang ini hampir dilakukan seluruh
masyarakat Papua, dari masyarakat pegunungan hingga pesisir. Ada penyebutan
yang berbeda-beda, di Paniai menyebutnya dengan ‘gapii’ di Wamena disebut ‘kit
oba isago’. Sementara di Biak menggunakan kata ‘barapen’. Kata ini yang
akhirnya dipakai karena penyebutannya mudah.
sepertinya identik. Cara memasak ala nenek moyang ini hampir dilakukan seluruh
masyarakat Papua, dari masyarakat pegunungan hingga pesisir. Ada penyebutan
yang berbeda-beda, di Paniai menyebutnya dengan ‘gapii’ di Wamena disebut ‘kit
oba isago’. Sementara di Biak menggunakan kata ‘barapen’. Kata ini yang
akhirnya dipakai karena penyebutannya mudah.
Umumnya kegiatan bakar batu ini dilakukan untuk
menyiapkan hidangan sehari-hari. Masyarakat memasak makanan dalam lubang yang
diberi batu-batu yang sudah dipanaskan. Batu-batuan dimasukkan ke dalam lubang.
Setelah itu ditutupi dengan daun pisang. Lalu bahan makanan, daging, sayur dan
ubi ditaruh di atasnya. Dan atasnya ditutupi dengan daun lagi. Proses matangnya
masakan tersebut membutuhkan waktu kurang lebih 3 jam.
menyiapkan hidangan sehari-hari. Masyarakat memasak makanan dalam lubang yang
diberi batu-batu yang sudah dipanaskan. Batu-batuan dimasukkan ke dalam lubang.
Setelah itu ditutupi dengan daun pisang. Lalu bahan makanan, daging, sayur dan
ubi ditaruh di atasnya. Dan atasnya ditutupi dengan daun lagi. Proses matangnya
masakan tersebut membutuhkan waktu kurang lebih 3 jam.
Tapi, cara ini mulai jarang terlihat di keseharian
masyarakat Papua, terutama bagi yang sudah tinggal di daeah yang agak maju.
masyarakat Papua, terutama bagi yang sudah tinggal di daeah yang agak maju.
“Sudah jarang dilakukan jadi masih ada kalau ada hanya
di upacara adat saja,” kata Rudy Manian seoarang warga Paniai. “Seperti syukuran, perdamaian dan upacara di gereja,” lanjut Rudy.
di upacara adat saja,” kata Rudy Manian seoarang warga Paniai. “Seperti syukuran, perdamaian dan upacara di gereja,” lanjut Rudy.
Hal yang menarik dari kegiatan bakar batu adalah
melibatkan banyak orang.Terutama untuk acara upacara adat. Disini terlihat
betapa tingginya solidaritas masyarakat Papua. Ratusan masyarakat dari anak
kecil hingga orang tua turun ke jalan bekerja sama mengambil batu untuk memasak
makanan.
melibatkan banyak orang.Terutama untuk acara upacara adat. Disini terlihat
betapa tingginya solidaritas masyarakat Papua. Ratusan masyarakat dari anak
kecil hingga orang tua turun ke jalan bekerja sama mengambil batu untuk memasak
makanan.
Namun sayang, kemajuan jaman sudah turut mengikis
budaya ini. Hanya masyarakat di daerah pedalaman saja yang menjadikan bakar
batu sebagai kegiatan sehari-hari bukan sekedar seremoni.
budaya ini. Hanya masyarakat di daerah pedalaman saja yang menjadikan bakar
batu sebagai kegiatan sehari-hari bukan sekedar seremoni.
Shinta Ardhan_Traveling
Papua 2010