Dengan wajah ceria, Zita Cavolina Gonzalez (24) perempuan cantik asal Meksiko Amerika Utara ini menunjukan bekas luka bakar di tangannya. Tidak ada raut sedih atau menyesal tangan mulusnya kini harus mendapat ‘tanda’ baru berupa bekas luka bakar tersebut. “Ini tangan saya terbakar terkena malam (lilin batik) waktu membatik, dua bulan yang lalu,” kata perempuan berambut hitam legam ini tenang.

Dia menyadari semua jenis pekerjaan ada resikonya. Bahkan saat tidak melakukan apa-apa juga ada resikonya. Namun mengambil resiko akan lebih sering memberikan keuntungan dan tidak mengambil resiko lebih sering mendatangkan keburukan. Bagi Zita, keuntungan yang ia dapat adalah kini ia mahir membuat beraneka motif batik.

“Saya sudah menguasai teknik membatik dan sekarang saya punya banyak motif batik. Dan ini akan saya gunakan untuk melengkapi dan membesarkan bisnis saya di Meksiko,” jelas perempuan kelahiran 16 April 1991 ini.

Di Meksiko, Zita bekerja di bidang desain industri dengan fokus pada desain furniture dan craft. Dia bersama sang adik juga memiliki showroom dan studio yang melayani pemesanan desain interior dan arsitektur serta furniture dan craft untuk seluruh wilayah Amerika secara online. “Makanya saya mau belajar batik, karena detail batik Indonesia sangat bagus. Kami akan gunakan pada karya kami di Meksiko,” jelas putri pasangan Jorge Gonzalez dan Rosa Guaman ini optimis.

Kedatangan Zita ke Indonesia sebelumnya juga merupakan cita-cita. Dia sudah memikirkan untuk berkunjung ke Indonesia sejak dua tahun lalu. “Saya pernah datang ke sebuah pameran seni di Meksiko, disana saya bertemu pria dari Bali. Dia banyak memberi saya informasi dan contoh karya batik dari Indonesia. Dari situ saya mulai tertarik untuk belajar batik ke Indonesia,” ungkap Zita serius.

Setelah pertemuan dengan pria asal Bali di Meksiko itu, Zita rajin buka internet mencari informasi beasiswa ke Indonesia. Akhirnya dia mendapatkan informasi tentang program beasiswa Darmasiswa, sebuah program beasiswa non gelar yang diberikan kepada mahasiswa dari negara-negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia.

Zita pun mengajukan lamaran dan akhirnya diterima. Dia lalu terbang ke Indonesia berkat program Darmasiswa tersebut pada pertengahan tahun 2014.

Perempuan yang menyebut dirinya sebagai pengembara cantik ini juga mengaku senang dengan wilayah Indonesia yang terpisah pulau-pulau. Kondisi ini justru menjadi kesempatannya mengembara lebih luas lagi. “Diluar waktu kuliah, saya senang berkunjung ke pulau Karimunjawa, Flores dan pulau Komodo,” jelas perempuan lulusan master bisnis inovasi ini senang.

Sebelum Zita kembali ke Meksiko akhir tahun ini, dia akan kembali berkelana ke pulau-pulau lain di Indonesia. (Shinta Ardhan/Jateng Pos/JPNN Grup)

***

Categorized in:

Sosok,